Hari Rabu, Tanggal 4 Pebruari 2015, aku bertemu
teman-temanku, teman terbaikku, sahabatku, dan orang yang pernah mengisi
hatiku. Walaupun hanya 8 orang yang berkumpul, tapi itu benar-benar sangat
menyenangkan. Banyak hal yang kami bicarakan, banyak hal pula waktu yang kami
sia-siakan karena hanya diam. Tempat berkumpul kami selalu sama, di daerah
taman solo, dan tempat makan itu saja. Di situ kami merencanakan untuk
berkumpul bersama (reuni). Kami berencana untuk menginap 2 hari 1 malam di
daerah puncak pada Tgl 14-15 Maret 2015. Setelah banyak bicara, berbagi cerita,
menanyakan kabar, kami pun memutuskan akan bertemu lagi hari minggu, tanggal 15
Pebruari 2015, di tempat yang sama untuk menentukan panitia dan memutuskan akan
mengadakan acaranya itu dimana. Setelah selesai, kamipun pulang, karena rumahku
di cililitan dan kami pulang sekitar jam 10 malam, maka orang yang pernah
kusuka mengantarku pulang. Memang hanya sampai pgc, memang hari itu hujan
sangat deras, dan memang dia hanya masa laluku. Tapi semua itu menjadi
membuatku ragu sejenak, bimbang pada malam itu, dan bahagia saat itu. Walaupun
begitu, dia orang yang pernah membuatku tenggelam, dan meninggalkan ku di dalam
kurungan yang tidak bisa kulepas tanpa kembali lagi, orang yang membuatku
menunggu dan berharap, orang yang selama 7 tahun selalu membayangiku dimanapun
aku pergi dan dimanapun dia berada. Aku sudah memutuskan bahwa tidak akan
pernah jatuh dari ketinggian dan aku juga sudah memutuskan bahwa aku tidak akan
pernah tenggelam lagi. Jadi kubiarkan perasaan nyamanku, bahagiaku, bimbangku,
dan raguku hanyut di bawa oleh hujan. Selama menunggu hari minggu itu, kami
berbicara melalui media social setiap hari, kami bersenang-senang, tertawa
bersama, meledek bersama, saat itu. Tapi kemarin malam, sekitar pukul 8 malam
kami menerima kabar bahwa nenek dari orang yang kusuka itu meninggal, jadi dia
tidak bisa mengikuti acara memberikan foto selfie pada saat itu. Ketika itu aku
turut sedih, karena aku jadi teringat kakekku yang sudah meninggal. Tapi pada
pukul 11 malam ayah dari pemimpin kami juga meninggal. Hatiku seperti tersayat
mendengar kabar itu. Dia sudah di tinggal pergi oleh bundanya, dan sekarang dia
di tinggal oleh ayahnya. Ketika bundanya pergi saja, dia masih terbawa emosi,
walaupun waktu sudah berlalu. Sekarang ayahnya juga ikut pergi. Aku hanya ingin
bilang padanya, kamu tidak akan pernah sendiri selama kami masih ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar