Rabu, 25 Februari 2015

hanya mimpi

Ketika aku bertemu denganmu lagi setelah sekian lama tidak bertemu. 
Aku berpikir pada saat itu 
Bahwa perasaan apapun yang muncul pada saat itu tidak akan pernah membuatku terjerat lagi. 
Aku tidak akan pernah membiarkan diriku tenggelam lagi karenamu. 
Tapi dugaanku salah. 
Kamu menenggelamkan ku lagi, 
mengacaukan hatiku, 
mengacaukan mimpiku. 
Kupikir tidak akan pernah bermimpi lagi tentangmu. 
Kupikir orang itu yang bisa menggantikanmu. 
Kupikir kamu tidak akan pernah mengacaukan kehidupanku lagi. 
Tapi semua yang aku pikirkan selama ini salah. 
Semua yang aku rasakan salah. 
Perasaan dengan yang lain, pikiran dengan yang lain, selama ini semuanya salah. 
Kamu belum bisa tergantikan. 
Aku masih berada di wilayahmu. 
Hanya dekat daratan, 
bisa melihat langit, 
tapi masih di dalam air. 
Selama ini ternyata aku hanya bermimpi, lepas darimu.

Kamis, 05 Februari 2015

Bersama


Hari Rabu, Tanggal 4 Pebruari 2015, aku bertemu teman-temanku, teman terbaikku, sahabatku, dan orang yang pernah mengisi hatiku. Walaupun hanya 8 orang yang berkumpul, tapi itu benar-benar sangat menyenangkan. Banyak hal yang kami bicarakan, banyak hal pula waktu yang kami sia-siakan karena hanya diam. Tempat berkumpul kami selalu sama, di daerah taman solo, dan tempat makan itu saja. Di situ kami merencanakan untuk berkumpul bersama (reuni). Kami berencana untuk menginap 2 hari 1 malam di daerah puncak pada Tgl 14-15 Maret 2015. Setelah banyak bicara, berbagi cerita, menanyakan kabar, kami pun memutuskan akan bertemu lagi hari minggu, tanggal 15 Pebruari 2015, di tempat yang sama untuk menentukan panitia dan memutuskan akan mengadakan acaranya itu dimana. Setelah selesai, kamipun pulang, karena rumahku di cililitan dan kami pulang sekitar jam 10 malam, maka orang yang pernah kusuka mengantarku pulang. Memang hanya sampai pgc, memang hari itu hujan sangat deras, dan memang dia hanya masa laluku. Tapi semua itu menjadi membuatku ragu sejenak, bimbang pada malam itu, dan bahagia saat itu. Walaupun begitu, dia orang yang pernah membuatku tenggelam, dan meninggalkan ku di dalam kurungan yang tidak bisa kulepas tanpa kembali lagi, orang yang membuatku menunggu dan berharap, orang yang selama 7 tahun selalu membayangiku dimanapun aku pergi dan dimanapun dia berada. Aku sudah memutuskan bahwa tidak akan pernah jatuh dari ketinggian dan aku juga sudah memutuskan bahwa aku tidak akan pernah tenggelam lagi. Jadi kubiarkan perasaan nyamanku, bahagiaku, bimbangku, dan raguku hanyut di bawa oleh hujan. Selama menunggu hari minggu itu, kami berbicara melalui media social setiap hari, kami bersenang-senang, tertawa bersama, meledek bersama, saat itu. Tapi kemarin malam, sekitar pukul 8 malam kami menerima kabar bahwa nenek dari orang yang kusuka itu meninggal, jadi dia tidak bisa mengikuti acara memberikan foto selfie pada saat itu. Ketika itu aku turut sedih, karena aku jadi teringat kakekku yang sudah meninggal. Tapi pada pukul 11 malam ayah dari pemimpin kami juga meninggal. Hatiku seperti tersayat mendengar kabar itu. Dia sudah di tinggal pergi oleh bundanya, dan sekarang dia di tinggal oleh ayahnya. Ketika bundanya pergi saja, dia masih terbawa emosi, walaupun waktu sudah berlalu. Sekarang ayahnya juga ikut pergi. Aku hanya ingin bilang padanya, kamu tidak akan pernah sendiri selama kami masih ada.